Sementara itu, Kepala Desa Pucang Anwari berdemonstrasi, kerajinan tanduk sudah lama menjadi salah satu produk andalan Pucang
Desa. Itu sesuai dengan program pemerintah daerah yang mengenalkan satu desa satu item (OVOP). Tanduknya bisa
berbagai jenis kerajinan dan ornamen seperti sisir, gantungan kunci, mangkuk, asbak, boneka, alas kaki, gelang, cincin dan banyak lagi.
Sesuai dengan Sri, kerajinan tanduk kampung Pucang telah mengekspor pasar ke benua Eropa dan Amerika. Meskipun
Proses perdagangan didominasi oleh eksportir dan dealer. Tak terhitung ribuan tanduk yang telah dipasarkan menjadi berbeda
daerah. "Dari masa kanak-kanak kita terbiasa melihat orang tua kita menumbuhkan tanduk, dari situ kita belajar sampai sekarang," kata Aris, diinformasikan.
Kompas.com, akhir pekan ini. Tak mengherankan, desa yang terletak sekitar tiga km dari Jalan Utama Magelang-Semarang ini diketahui
sebagai kampung horn center. Fatkhul Arif, di antara tanduk desa Pucang yang mengetahui bahwa pria dan wanita di desa ini sudah mulai
untuk menjadi pelaut tanduk karena masa Pangeran Diponegoro sudah ratusan tahun silam. "Kami mendorong dan menemani pengrajin
dengan berbagai pelatihan sehingga mereka memiliki pengetahuan lebih, terutama yang berkaitan dengan pemasaran, karena selama ini mereka masih mengandalkan besar
pedagang, "jelasnya. Kepala Industri Logam Mesin Kimia Di Bidang Industri Koperasi dan Kecil dan
Usaha Menengah Kabupaten Magelang, Sri Wardani, menyatakan bahwa pihaknya juga bisa memberi semangat dan membantu perajin tanduk
Desa Pucang agar terus berinovasi siap menghadapi ASEAN Economic Community (MEA). Pengolahan sosis ke
kerajinan tangan membutuhkan keterampilan dan tanda tangan artistik, tapi juga ketekunan karena pengolahannya tidak tepat untuk sementara waktu. Pengolahan
dimulai dengan tanduk di atas bara api. "Kerajinan tanduk adalah andalan kami, bahkan sejak bertahun-tahun yang lalu, kami mencoba untuk mendorong
perajin untuk tumbuh, "kata Anwari. Entah siapa yang mulai menjadi perajin. Dari tahun 1980-an bahkan kerajinan itu sampai ke Prancis dan
Belanda. Harga Pengaplikasian tanduk bervariasi, mulai dari Rp 25.000 sampai ribuan rupiah yang tak terhitung jumlahnya tergantung dari
kompleksitas produk. Meski sudah berevolusi, namun belakangan ini para pengrajin mulai mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku jadi
Harus membawa tanduk dari luar pulau jawa yang membutuhkan dana lebih banyak dari biasanya. "Alhasil kita lebih suka bikin kerajinan tangan
Sesuai pesanan saja, kalau kita bikin stok, bahan baku dan kurang karyawan, "katanya. Aris, telepon Fatkhul Arif, belum
belajar secara formal untuk menjadi tanduk kerajinan. Dari hasil belajar orang dan orang tua disekitarnya keahliannya didapat. Dia
juga otodidak mempelajari kerajinan dari tanduk pengolahan melalui publikasi dan web. Aris menjelaskan akan menjadi tanduk kerbau
dan ternak. Dia mengambil dari darah Boyolali bersama Jakarta. Keduanya memiliki keunikan tersendiri, berkenaan dengan kekuatan,
warna dan motif. Setelah ditekan dan menjadi lembaran berbentuk, tanduk dipotong dan dipublikasikan sesuai keinginan. Proses finishing dan
saat ini sedang dipromosikan. Produk kerajinan kemudian dipromosikan dengan cara menjual ke pedagang grosir dan berpartisipasi dalam
pameran. Warga setempat mendirikan showroom khusus untuk menampilkan berbagai kerajinan tanduk. Praktek mendapatkan tanduk di
desa Pucang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Kompas.com/Ika Fitriana) Penciptaan karyawan juga berkurang. Sesuai dengan
dengan Aris, bukan penghuni, terutama generasi muda, yang tertarik dengan perusahaan kerajinan tanduk. Kebanyakan dari mereka
lebih memilih untuk menjadi bisnis atau pekerja di daerah lain. "Dalam sehari, kita bisa membuat sendok tanduk sekitar 30 buah karena bentuknya yang sederhana
Bentuknya kalau rumit, seperti boneka, bisa dilakukan berhari-hari, "kata Aris, yang dibantu oleh empat pekerja.Baca juga: gantungan kunci akrilik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar